Oleh: Wuri Wulandari, Triastuti Rahayu
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas antibakteri 10 isolat Actinomycetes dari sampel pasir Gunung Merapi menggunakan metode sumuran dan fermentasi terhadap bakteri E.coli multiresisten antibiotik dengan lama waktu fermentasi yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor perlakuan yaitu lama waktu fermentasi (L) dan jenis isolat Actinomycetes (S). Masing-masing perlakuan dengan 2 kali ulangan. Isolat Actinomycetes tersebut difermentasi dalam kultur cair yang mengandung 2% manitol, 2% pepton, dan 1% glukosa selama 6, 7, dan 8 hari, pada suhu 280C menggunakan shaker 50 rpm, selanjutnya diuji menggunakan metode sumuran terhadap E.coli multiresisten. Hasilnya ke 10 isolat mempunyai aktivitas antibakteri terhadap E.coli dengan diameter zona hambat bervariasi. Aktivitas antibakteri terkuat pada hari ke-6 pada isolat D (S4) dengan diameter zona hambat iradikal 17,25 mm, pada fermentasi hari ke-7 pada isolat G (S8) dengan diameter zona hambat radikal 7 mm, dan pada hari ke-8 pada isolat A (S1) dengan diameter zona hambat radikal 10 mm.
Kata Kunci: antibakteri; Actinomycetes; E.coli; fermentasi
References
Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Sirih (Piper betle L.) dan Siprofloksasin Terhadap Bakteria Escherichia coli dan Escherichia coli Multiresisten. Skripsi. UMS.
Brooks, Geo. F. et al. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Salemba Medika.
Brooks, Marianne S et al. 2012. Changes in Cell Structure, Morphology and Activity of Streptomyces venezuelae during the Growth, Shocking and Jadomycin Production Stages. J:3 Microbiology Biochemical Technology. Dalhousie University, Canada.
Dewick, P.M. 1999. Medicinal Natural Products, a Biosinthetic Approach. London: Wiley &Sons Ltd. England.
Gibson, J. M. 1996. Mikrobiologi dan Patologi Modern untuk Perawat. Jakarta: EGC.
Isnaeni. 2005. Bioautogrfi Antibiotika Hasil Fermentasi Mutan Streptomyces griseus ATCC 10137. Majalah Farmasi Airlangga, Vol.5 No.1. Universitas Airlangga.
Jawetz, Ernest. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Lo, CW., Lai, NS., Cheah, HY., Wong, NKI. 2002. Actinomycetes Isolated from Soil Samples from The Crocker Range Sabah. ASEAN review of Biodiversity and Environmental Conservation (ARBEC), Juli-september 2002.
Mann J. 1987. Secondary metabolism. Oxford University Press, USA
Rahayu, T. dan Astuti, D.S. 2010. Rare Actinomycetes dari Material Vulkanik Merapi sebagai Sumber Antibiotik Baru : Isolasi dan Karakterisasi. Laporan penelitian, LP2M, UMS, Surakarta.
Spicer, W. John. 2000. Clinical Bcteriology, Mycology and Parasitology. Edinburgh: Churchill Livingstone.
Sudibyo, RS. 1999. A Secondary metabolism Inducer of Saccharopolyspora erythareae ATCC 11635. Berkala Ilmiah Biologi, 2(8), 411-418. UGM
Supardi, Imam dan Sukamto. 1999. Mikrobiologi dalam Pengolahan Pangan dan Keamanan Pangan. Bandung: Yayasan Adikarya Ikapi.
Vandepitte, J. et.al. 2005. Prosedur Laboratorium Dasar untuk Bakteriologi Klinis. Alih Bahasa: Lyana Setyawan. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Waluyo, Lud. 2009. Mikrobiologi Lingkungan. Malang: UMM Press.
Wink, M. 1999. Function of Plant Secondary Metabolites and Their Exploitation in Biotechnology. Annual Plant Review, Vol.3.
Yarbrough GG, Taylor DP, Rowlands RT, Crawford MS, Lasure LL. 1993. Screening microbial metabolites for new drugs–theoretical and practical issues. J Antibiotic (Tokyo) 46: 535-544.
INFO LEBIH LENGKAP LIHAT SITUS JURNAL BIOEKSPERIMEN